Suatu pagi terdengar celoteh Ibu Wina. "Anak saya
susah sekali jika disuruh bangun pagi. Disuruh sholat juga masih sering
bermalas-malasan, disuruh bersihkan kamar apalagi! Duh, bagaimana ya caranya
supaya anak saya itu menurut dan melakukan apa yang saya suruh?"
Pernahkah Anda memerintahkan anak untuk mengerjakan
sesuatu? Bagaimana cara Anda menyuruhnya? Apakah Anda terkesan memerintahnya?
Ketika Anda menyuruh anak melakukan sesuatu
melalui ucapan, beragam respon terlihat dari si anak. Mulai dari acuh tak acuh,
tidak peduli, membantah. Yang akhirnya malah perintah kita sebagai orangtua
sebagian besar tidak terlaksana. Mengapa? Karena anak rata-rata lebih
mempercayai apa yang ia lihat daripada yang ia dengar.
Sebagai contoh ketika tiba masuk waktu sholat. Ketika
kita menyuruh anak sholat seringkali yang terlihat adalah ia tidak beranjak
sama sekali melakukan yang kita perintahkan. Mengapa? Karena pada saat kita
menyuruh mereka sholat, kita sering terlihat asyik dengan kesibukan kita
sendiri. Entah dengan gadget kita
atau dengan kesibukan yang lain. Si anak akan berpikiran "ayah ibuku saja
tidak segera mengerjakan sholat..mengapa aku harus menuruti perintah
mereka."
Lain halnya ketika kita menyuruh anak sholat tetapi
kita memberi mereka contoh. Kita juga beranjak dari kesibukan kita dan
melakukan sholat. Anak pasti akan melihat apa yang kita lakukan. Tidak
membutuhkan waktu yang lama, si anak pasti akan langsung mengikuti jejak kita.
Pada saat membersihkan kamar. Jika kita hanya
memerintahkan saja kepada anak apalagi disertai dengan omelan, sudah tentu si
anak malah tutup telinga dan kalau bisa kabur sejauh-jauhnya dari omelan
orangtua. Namun ketika kita mengajaknya membersihkan kamar sambil memberi
contoh, mengajak berbicara, mengajak diskusi apa yang sebaiknya dilakukan
terhadap kamarnya, si anak pasti dengan senang hati akan ikut membersihkan
kamarnya.
Begitupun dengan melakukan kebaikan. Sebagai orangtua
tentunya kita menginginkan anak sering berbuat kebaikan pada orang lain. Yang
harus dilakukan orangtua adalah memberinya pelajaran berbuat baik dengan
mencontohkannya. Seperti mengajak anak untuk berbagi dengan sesamanya yang
kurang beruntung, memberi contoh pada anak untuk menghormati orang lain dan
juga mengajak anak untuk bersedekah.
Banyak orangtua mengeluh betapa susahnya menyuruh anak
melakukan hal yang baik. Tetapi Andai saja orangtua menyadari bahwa anak lebih
membutuhkan teladan daripada perintah, niscaya akan lebih mudah bagi orangtua
untuk mengajarkan kebaikan pada anak tanpa mereka merasa dipaksa melakukan
perintah orangtua. Jadi, ayah dan ibu sudah siapkah memberi teladan pada anak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar